Dalam perkembangannya sosiologi bukanlah semata-mata sebagai ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi peningkatan kualitas ilmu itu sendiri.
Akan tetapi sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi (Horton dan Hunt, 1987 : 41).
Seorang ahli sosiologi yang melakukan penelitian tentang tekanan ekonomi atau masalah kemiskinan yang dialami keluarga buruh tani misalnya, maka dia adalah seorang ilmuwan murni.Jika peneliti tersebut kemudian melanjutkannya dengan studi mengenai bagaimana cara meningkatkan taraf kehidupan keluarga buruh tani maka dalam hal ini sosiologi menjadi ilmu terapan.
Sosiolog yang bekerja di dunia praksis tidak hanya meneliti masalah sosial untuk membangun proposisi dan teori tetapi sosiologi bukanlah seperangkat doktrin yang kaku dan selalu menekan apa yang seharusnya terjadi tetapi sebagai sudut pandang atau ilmu atau ilmu yang selalu mencoba “mengupas” realitas guna mengungkap fakta realitas yang tersembunyi dibalik realitas yang tampak.
Sosiologi selalu tidak percaya pada apa yang tampak sekilas dan selalu mencoba menguak serta membongkar apa yang tersembunyi (latent) di balik realitas nyata (manifes) karena sosiologi berpendapat bahwa dunia bukanlah sebagaimana yang tampak tetapi dunia yang sesungguhnya baru bisa dipahami jika dikaji secara mendalam dan diinterpretasikan (Berger dan Kellner, 1985 : 5).
MODUL GURU
PEMBELAJAR INSTRUKTUR NASIONAL (IN) MAPEL SOSIOLOGI 2016
|
|
PROFESIONAL
PEDAGOGIK
|
|
MODUL GEOGRAFI KLIK HALAMAN SELANJUTNYA
[next]
1. Konsep Geografi
Geografi merupakan istilah yang dikenal sejak lama. Namun, sebagai “disiplin ilmu dan mata pelajaran” pada mulanya masih dianggap kurang populer. Kekurangpopuleran itu terjadi karena sistem pembelajaran selama itu menempatkan bidang ini secara kurang proporsional. Dalam kurikulum sekolah, geografi semula di beri nama ilmu bumi sehingga obyek yang dikaji terfokus pada fenomena alam, sementara fenomena manusianya terabaikan.
Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan.
Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.
MODUL GURU
PEMBELAJAR INSTRUKTUR NASIONAL (IN) MAPEL GEOGRAFI 2016
|
|
PEDAGOGIK
|
|
MODUL PKN KLIK HALAMAN SELANJUTNYA
[next]
2. Sejarah Perumusan Dasar Negara Republik Indonesia
Sejarah perumusan Pancasila hampir sama dengan konsep perumusan Pancasila, kalau konsep lebih menekankan pada conten, sedang sejarah perumusan Pancasila lebih menekankan pada proses dan peristiwa yaitu tanggal, bulan dan tahunnya.
Sidang BPUPKI yang pertama, tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dalam kata pembukaannya Ketua BPUPKI, dr. Rajiman Wedyodiningrat meminta pandangan para anggota mengenai ”Dasar Negara” Indonesia jika Indonesia merdeka.
Sidang BPUPKI kedua Tanggal 10 sampai 17 Juli 1945. Hari pertama sebelum sidang BPUPKI dimulai diadakan penambahan 6 anggota, selain penambahan anggota BPUPKI Ir. Soekarno sebagai Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuannya yang dilakukan sejak tanggal 1 Juni yang telah lalu. Menurut laporan pada tanggal 22 Juni 1945 Ir.
Soekarno mengadakan pertemuan antara panitia kecil dengan anggota Badan Penyelidik, yang hadir dalam pertemuan itu berjumlah 38 anggota yaitu anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota-anggota Badan Penyelidik yang merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In dari luar Jakarta.
Pertemuan antara 38 anggota itu diadakan di gedung kantor besar Jawa Hooko Kai (kantornya Bung Karno sebagai Honbucoo/sekretaris Jendral Jawa Hooko Kai).
MODUL GURU
PEMBELAJAR INSTRUKTUR NASIONAL (IN) MAPEL PKn 2016
|
|
PROFESIONAL
PEDAGOGIK
|
|
No comments:
Post a Comment