Kompetensi Dasar:
3.3 Menganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar
Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat
4.3 Melakukan kajian, diskusi dan mengaitkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk
mengenali berbagai gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di
masyarakat
Gejala sosial menjadi perhatian sosiologi, sebagaimana definisi sosiologi menurut Pitirim
A. Sorokin bahwa Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial. Misalnya antara gejala
ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerak masyarakat dengan politik, juga hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial.
Peristiswa sosial, fenomena/gejala sosial, realitas sosial, fakta sosial, struktur sosial merupakan konsep-konsep dalam Sosiologi yang penting. Konsep-konsep tersebut seolah-olah mudah dipahami. Namun, karena dalam kehidupan sehari-hari makna atau artinya sering dipertukarkan, dalam memahami konsep-konsep tersebut terkadang rumit dan sering menimbulkan salah konsep (mis-consept).
Dr. M. Jacky dalam bukunya Sosiologi: Konsep, Teori, dan Metode (2015: 31-36) cukup jelas dalam memberikan informasi tentang hal-hal tersebut.
a. Peristiwa Sosial
Peristiwa adalah kejadian-kejadian yang dialami oleh individu atau kelompok dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya pedagang berjualan di trotoar jalan, orang meminta-
minta di jalanan dekat lampu APILL (Alat Pemberi Instruksi Lalu-Lintas), polisi
menertibkan pengguna jalan, guru mengajarkan ilmu kepada para siswanya, murid berdiskusi dengan guru, sekelompok orang menuntut kenaikan gaji, pemeluk agama berdoa atau menjalankan ritus agama di tempat ibadah, sekelompok orang membakar gedung balai kota, dan sebagainya.
Peristiwa merupakan kejadian tanpa penafsiran. Sekelompok orang membakar kantor
polisi merupakan peristiwa, karena merupakan kejadian tanpa penafsiran. Namun,
apabila menjadi “Massa anti-pemerintah melakukan aksi anarkhis meluluhlantakkan
simbol kekuasaan” hal tersebut bukan lagi peristiwa, melainkan menjadi realitas sosial,
karena terdapat penafsiran. Kata “massa anti-pemerintah” yang menggantikan
“sekelompok orang” penuh dengan penafsiran. Demikian juga kata “aksi anarkhis” yang
menggantikan “membakar”, “symbol kekuasaan” yang menggantikan”kantor polisi”.
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Kalian tentunya masih ingat pada kajian di semester satu tentang individu, kelompok, dan hubungan sosial. Kalian sudah mempelajari tentang proses-proses sosial teratur (asosisiatif) dan tidak teratur (disosiatif), dan kalian sudah memahami bahwa rujukan dan ukurannya adalah nilai-nilai sosial dan norma-norma sosial yang berlaku dan diterima oleh sebagian besar warga masyarakat.
Jika perilaku atau tindakan dan interaksi di antara para warga masyarakat berlangsung sesuai nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut, maka yang terjadi adalah keteraturan sosial atau masyarakat dalam keadaan integrasi sosial.
Proses penting agar warga masyarakat bertindak dan berinteraksi sosial sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku adalah pembelajaran bertindak dan
berperilaku yang disebut sosialisasi.
Sosialisasi merupakan peristiwa sosial yang relatif
baku dan terjadi di semua masyarakat, baik di perdesaan, di perkotaan, di negara
berkembang, di negara maju, di masyarakat tradisional, di masyarakat modern, orang
tua, teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja, dan media masa mengajarkan atau
membelajarkan bagaimana orang harus bersikap dan bertingkah laku sehingga dapat
mencapai tujuan-tujuan hidupnya, setidaknya dapat diterima oleh warga masyarakat
yang lain.
No comments:
Post a Comment